Allah subhaanahu wa ta’aala menganjurkan ummat Islam untuk bangun malam
menegakkan sholat malam atau tahajjud atau qiyamul-lail. Hal ini sebagai
tambahan yang akan membawa banyak manfaat bagi seorang muslim.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ
رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
”Dan
pada sebahagian malam hari sholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu: mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji.” (QS Al-Israa ayat 79)
Muslim yang sholat tahajjud
dijanjikan Allah ta’aala akan diangkat derajatnya ke tempat terpuji.
Oleh karenanya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tidak pernah
membiarkan malam berlalu tanpa bangun untuk sholat tahajjud. Bahkan
dalam suatu kesempatan isteri beliau, Aisyah radhiyallahu ’anha tampak
tidak tega melihat akibat lamanya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
berdiri dalam sholat.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى
قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ
رِجْلَاهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ
غُفِرَ لَكَ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ
أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا
Apabila
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam sholat beliau berdiri hingga
kedua kaki beliau pecah-pecah. Maka Aisyah radhiyallahu ’anha berkata:
“Ya Rasulullah, mengapa engkau berbuat demikian padahal telah diampuni
segenap dosamu yang lalu dan yang akan datang.” Maka beliau bersabda:
”Tidak pantaskah aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Muslim 13/442)
Tapi
bagi orang yang belum terbiasa melaksanakan sholat malam ia akan
merasakannya sebagai suatu ibadah yang sangat berat. Dan biasanya faktor
yang paling menghambat adalah
ketidakberdayaannya
melawan nafsu tidurnya. Apalagi bagi mereka yang super sibuk di siang
hari sampai malam hari. Mereka cenderung akan menganggap sholat tahajjud
sebagai sholat sunnah yang dirasa tidak terlalu penting. Padahal
walaupun ia berstatus hukum sunnah bukan wajib, tetapi faktanya
menunjukkan bahwa tidak satu malampun Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
pernah meninggalkan praktek sholat tahajjud. Hal ini menggambarkan
betapa besar keistimewaan sholat tahajjud.
Bahkan sahabatpun
pernah ketiduran sehingga terlewat melakukan sholat malam. Dalam hal ini
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan bahwa orang yang
tertidur sampai subuh sehingga tidak melaksanakan sholat malam berarti
telinganya telah berhasil dikencingi syetan ketika sedang tidur malam.
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ ذُكِرَ عِنْدَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ
فَقِيلَ مَا زَالَ نَائِمًا
حَتَّى أَصْبَحَ مَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ فَقَالَ بَالَ الشَّيْطَانُ
فِي أُذُنِهِ
Dari
Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu, dia berkata: “Disebutkan
tentang seseorang di hadapan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dengan
mengatakan: ”Ia senantiasa tidur hingga subuh, ia tidak bangun untuk
sholat.” Maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Syetan telah
kencing di telinganya.” (HR Bukhary 4/313)
Maka, alhamdulillah
kita ummat Islam memperoleh bimbingan langsung dari Rasulullah
shollallahu ’alaih wa sallam bagaimana kiat mengatasi kemalasan untuk
bangun sholat malam. Dan ternyata dalam hadits ini kita diajarkan
perkara ghaib yang tidak mungkin bakal kita ketahui kecuali lewat
informasi kenabian yang Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam sendiri
tentu dapatkan dari Allah ta’aala Yang Maha Mengetahui perkara yang
ghaib maupun nyata. Rupanya saat manusia sedang tidur malam syetan
bekerja keras untuk menghalanginya dari bangun mengingat Allah ta’aala
dan beribadah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ
رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَعْقِدُ
الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ
عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنْ
اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ
انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ
نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
bersabda: “Syetan akan mengikat tengkuk salah seorang di antara kamu
apabila ia tidur dengan tiga ikatan. Syetan men-stempel setiap simpul
ikatan atas kalian dengan mengucapkan: Bagimu malam yang panjang maka
tidurlah. Apabila ia bangun dan berdzikir kepada Allah ta’aala maka
terbukalah satu ikatan. Apabila ia wudhu, terbuka pula satu ikatan.
Apabila ia sholat, terbukalah satu ikatan. Maka, di pagi hari ia penuh
semangat dan segar. Jika tidak, niscaya di pagi hari perasaannya buruk
dan malas.” (HR Bukhary 4/310)
Jadi, ada tiga langkah yang harus
dilakukan seorang muslim agar lebih mudah bangun di tengah malam.
Pertama,
saat ia terjaga hendaknya ia langsung mengingat Allah ta’aala. Di
antaranya bisa dengan mengamalkan hadist di bawah ini. Ini menjadi
pelepas simpul ikatan syetan pertama.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ بِاسْمِكَ
اللَّهُمَّ أَحْيَا
وَ أَمُوتُ وَإِذَا قَامَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Apabila
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam beranjak ke tempat tidur,
beliau mengucapkan: “Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan aku mati.”
Jika beliau bangun beliau mengucapkan: ”Segala puji bagi Allah yang
telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami dan kepada-Nya kami
dikembalikan.” (HR Bukhary 19/374)
Kedua, segera berwudhu. Ini
menjadi pelepas simpul ikatan syetan yang kedua.
Ketiga, segera
menegakkan sholat malam. Usahakan sejumlah sepuluh rakaat tahajjud dan
satu rakaat witir.
InsyaAllah
jika ketiga langkah di atas konsisten dikerjakan maka di pagi seseorang
akan menjadi bersemangat dan segar. Siap untuk mengisi harinya dengan
berbagai amal sholeh, ibadah, da’wah dan jihad.
Sumber : http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/melepas-tiga-simpul-ikatan-syetan.htm