Rabu, 29 Juni 2011

[Ku Rasa Hujan di Akhir Juni]

Sendiri melangkah, di jalanan yang dulu ramai dengan canda ceritamu. Sepi mendadak kala waktu perlahan mengambilmu dari sisiku. Aku tak berkata, juga tak berontak melawannya, hanya diam, lalu perlahan.. ku lepas genggaman jemarimu. Ada rasa perih yang cukup menyakitkan dan membuatku sakit, hingga harus ku lampiaskan rasa kesalku dengan pecahan kaca kristal bening yang ku punya.
Perlahan, aku sendiri, membiasakan semuanya sendiri. Menyadarkan diri, bahwa hiduplah sendiri dengan kakimu. Benar, aku tak berhak atas jasadmu teman, tak berhak jika harus menuntutmu untuk selalu ada di sisiku, karena esok kita kan punya hidup masing-masing.
---

Juniku mendung, 
Tak ada bentangan biru di atas langit sana.
Perlahan ku tatap tajam mendung yang menghitam,
Lalu, satu demi satu perlahan butir bening itu pun menyentuh wajahku,
Aaah! Mengapa, harus butir bening dari langit yang lebih dulu menyapa aku, sebelum sempat aku meneteskan butir bening dari langit hatiku sendiri.
Juniku kan pergi,
Dan aku belum berhasil mendatangkan biru yang ceria.
Juga belum mampu menghadiahkan senyum.
Kini Juli punhen dak hadir..
Aku belum siap berjumpa denganmu Juli..  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar