Kamis, 19 Januari 2012

Ku Sebut ini, Cerita Tak Berjudul_

Aku berjalan gontai menyusuri tiap koridor kampus ini, makin sepi, makin bosan tiap kali bertatap pada pintu kelas yang tertutup.
Hanya Mas Tio saja yang ku lihat nampak asyik dengan pekerjaannya, yaitu membersihkan langit-langit atap dengan sapu panjangnya. Dengan wajah yang mengenakan masker (udah kayak ninja hatori aja) ia melihatku, lalu menghentikan sejenak pekerjaannya. Dibukanya masker wajahnya yang dibuatnya dari sapu tangan miliknya (ya iyalah.. masa iya sapu tangan gue!)
"Cari siapa neng?" tanyanya ramah.
"Pak Boim datang gak Mas?" malah ku jawab dengan pertanyaan.
"Udah lihat ke jurusan belum?" eh, Mas Tio-nya malah bertanya balik (ini kok dialognya malah saling tanya-tanya)
"Udah..." jawabku singkat.
"Ada gak Pak Boimnya?" oalah.... kok yah! Mas Tio sih yang malah bertanya.
"Gak ada" jawabku polos dengan wajah datar.
"Yah, itu artinya Pak Boim gak datang ke kampus hari ini" akhirnya Mas Tio menarik kesimpulan.
Aku hanya meresponnya dengan bibirku yang mendadak manyun :(
"Yoweslah Mas Tio, aku pulang dulu" ucapku tak bersemangat.
"Iya, hati-hati" balasnya dan kembali asyik dengan pekerjaanya lagi.

Kembali ku lanjutkan ke-gontai-anku dalam melangkah. Melewati mushola. Melewati gedung-gedung dari jurusan lain. Melewati Ruang baca dan berhenti sejenak di pelataran belakang gedung dekanat.
Menatap pias pada langit, aah... mendung, ternyata langit pun ikut berempati pada nasibku saat ini.
Ku tatap ponselku, telpon.. nggak, telpon.. nggak, telpon.. nggak, telpon.. nggak.
Mau telpon Pak Boim tapi takutnya setengah mati (aah! lebay)
Kalau saja ada yang jual pil keberanian, tentu akan aku beli lalu aku telan saat ini juga (walaupun sebenarnya aku juga takut untuk melenan pil atau obat atau ya... sejenis itulah.. lebih milih disuntik daripada harus nelan pil). Oh, harusnya jangan pil keberanian tapi di ganti saja jadi suntikan keberanian, yayaya.... (haaah! berkhayal saja!)

Mau SMS tapi sudah pasti gak dibales, soalnya aku sudah pernah melakukan hal itu, yah! alhasil smpe lebaran kucing nggak dibales sama beliau (haha...yang ini benaran bo'ong, gak segitunya kaleee.... tp, emang beneran gak d bales loh...!) huuuh :( nasiiib....

Sendirian, hanya berteman bayang diri.
nggak enak sekali kalau harus jalan sendirian, apalagi pas kayak gini, jadi bener-bener merasa menjadi manusia yang tak berteman di dunia ini :'( hiks....
Mau minta temenin, tapi orang-orang pada punya kesibukan masing-masing. Alhasil harus bisa mandiri (mandi sendiri, ya iyalah... mandi sendiri)
Hhmm.... sudahlah... udah tua kali, masa masih minta di temenin :'( *tapi emang lebih enak klo di temenin...

Pulang.
Melangkah pelan menuju terminal kampus.
Bisnya masih nunggu belum jalan soalnya belum penuh. Ku pilih untuk duduk di depan sekali dekat pak sopir, agak pojok deket jendela biar angin sepoi-sepoinya dapat membuat sedikit sejuk hatiku nanti (haaah! apa lu kata angin sepoi-sepoi, yang ada debu sepoi-sepoi kali.... haha... aku lupa kalau sepanjang jalan pulang ini yang kurang lebih satu jam ini akan kita lalui bersama dengan debu-debu yang begitu ramah :D *nyengir)

Menit demi menit menanti mahasiswa lain, ayoooo....cepatlah penuh agar cepat berjalan nih bis... mau cepet smpe rumah ni... takut keburu hujan, jemuran belum di angkat -_-" hmm, yang selalu di khawatirkan ketika aku di luar rumah dan langit tiba-tiba mendung, yaitu tak lain dan tak bukan adalah jemuran! (habisnya, my mom lagi gak ada di rumah, alhasil yang bertugas ngangkatin jemuran yah aku ini...)
Akhirnya, penuh. Tapi, aku mendadak murung, habisnya yang menjadi teman dudukku di bis ini adalah seorang laki-laki (perjalanan yang kurang lebih satu jam ini akan terasa satu hari jika berteman duduk dengan laki-laki). Paling males.
Rada trauma juga sih... soalnya waktu semester-semester awal dulu, waktu masih lugu-lugunya. Pernah dapet tempat duduk yang sama cowok. Yah, tau sendirilah, perjalanan ke kampusku ini memakan waktu kurang lebih SATU JAM, nah selama satu jam itu, ada saja yang di lakukan oleh mahasiswa-mahasiswi, mulai dari bengong-bengong gak jelas,  baca buku, dengerin mp3 di hape-nya, nah yang gak punya buku atau hape biasanya akan melakukan hal-hal yang mengkhawatirkan di bawah ini:
1. ngajakin ngobrol (yah, gak jadi masalah sih klo yang ngajakin ngobrol itu cewek, lah klo cowok, ujung-ujungnya di khwatirkan akan minta nomor hape, ya...masa iya kita bilang kita gak punya hape *Ge-eR, padahal seumur-umur naek bis kampus gak ada tuh yang ngajakin kenalan en minta nomer hape apalgi minta nomer sepatu :D hahaaa....)
2. TIDUR. nah yang ini nih yang paling super duper sangat mengkhawatirkan (loh, emang ada yang salah sama tidur di bis?) Yah, gak ada masalah sih... tapi, yang jadi masalah itu klo tuh yang tidur pke acara  kepalanya miring kanan atw miring kiri... Nah, klo yang tidur tuh cewek gak masalah, lah klo cowok! enak aja tidur di bahu gue!!! ogaaaaahhhhh....... *sebenarnya pernah sih punya pengalaman seperti ini, sempat beberapa kali malah >.<" klo udah kayak gini, aku selalu berdoa "ya Allah, buatlah bis ini nge-rem mendadak... atau tiba-tiba ni bis kejedot polisi tidur" supaya ni orang bangun. (hmm, udah aaah! males ngebayangin kisah suram itu....)

Ku isi waktu perjalananku ini dengan baca buku, beberapa bulan belakangan ini lagi suka-sukanya baca buku. Padahal dulu, paling males baca buku, baca buku klo pas mau tidur aja... ya, sebagai pengantar tidur, soalnya paling ampuh dah buat mendatangkan rasa kantuk, belum juga satu halaman habis terbaca mata secara ajaib akan segera mengatup rapat. (silahkan dicoba)
Ku lirik laki-laki disebelahku ini sepertinya dari gayanya sudah dapat ku baca ni mahasiswa pasti masih angkatan muda soalnya wajahnya masih anak-anak gitu deh...
Dia gak melakukan apa-apa, hanya bengong-bengong gak jelas. Beberapa menit kemudian dia mulai menguap. Nah, tanda-tanda ni... harus siap-siaga. Ternyta benar, matanya mulai meredup dan akhirnya tertidur. Pertengahan perjalanan, mulai tampak tanda-tanda akan kepalanya akan miring ke kiri ke arahku, ooh, Tuhan... aku hanya dapat berdoa, doaku masih sama "ya Allah, buatlah bis ini nge-rem mendadak... atau tiba-tiba ni bis kejedot polisi tidur" *aamiin.
Tapi, syukur alhmdulillah.... hal yang di khawatirkan tidak terjadi, karena dia begitu lihai mengatur keseimbangan kepalanya ketika tidur :D heheee....

Sesampainya, aku masih harus melanjutkan naik angkot lagi. Yah, kurang lebih 30 menit untuk sampai ke rumahku. Inilah nasib pengguna kendaraan umum, sempat sih di tawarin mau di beliin motor, tapi aku tolak... ya....habisnya aku gak bisa naik motor sih :D kan percuma.

Mau cerita apa lagi ya...
Gak jelas ni.... mau dibawa kemana ni cerita.
Yoweslah, maaf sudah mengganggu waktu kalian untuk sekedar membaca cerita yang tak penting ini.
aku sudahi saja sampai di sini.
semoga lain waktu aku dapat menulis cerita yang jauh lebih penting dari sekedar cerita yang gak penting ini (hahaha.... sadar diri rupanya)
sangat ingin sekali jadi penulis, setiap kali ke toko buku, aku selalu berujar dalam hati, "suatu saat nanti, buku saya juga akan ada di deretan pajangan toko buku ini" *aaamiiin. (bantu doa ya :) nanti kalo beneran buku aku di terbitin aku kasih tandatangan gratis deh.... :D hahhaa....) *gak penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar